Pengalaman buruk berkunjung kerumah teman
Pengalaman Buruk Berkunjung Ke Rumah Teman
Berkunjung ke rumah teman bisa menjadi sebuah pengalaman yang menyenangkan dan seru, namun hal ini tak terjadi padaku. Sebaliknya, hal ini menjadi salah satu pengalaman terburuk yang pernah aku alami sepanjang hidupku.
Pengalaman menakutkan ini terjadi saat aku berada di SMP. Hari itu, aku dan keempat teman sekelasku memutuskan untuk berkunjung ke rumah salah satu teman kami Arman, sepulang sekolah. Kebetulan, sekolah pulang lebih awal karena guru-guru akan mengadakan rapat. Jadi, aku, keempat temanku, dan Arman berangkat ke rumahnya sekitar jam 09.00 pagi. Kami pergi ke rumah Araman yang terletak di Ngares, Trenggalek dengan naik sepeda.
Perjalanannya lumayan panjang untuk naik sepeda. Rumahnya sekitar sejauh 5 KM dari sekolah kami yang berlokasi di pusat kota. Butuh waktu sekitar satu jam untuk sampai ke sana. Meskipun ini begitu melelahkan, aku dan semua teman-temanku begitu senang karena kami bercanda di sepanjang jalan.
Akhirnya, kami hampir sampai. Hanya tinggal jembatan kayu yang perlu kami lewati untuk mencapai rumah Arman. Satu per satu teman-temanku menyeberangi jembatan tanpa kesulitan berarti. Terlihat begitu mudah. Lalu, tiba giliranku dan Arman menunggu berada dibelakangku, jadi yang terakhir.
Aku menyeberangi jembatan perlahan tapi saat aku menyeberangi sepertiga jembatan, aku baru menyadari suatu keganjilan. Jembatannya bergoyang-goyang. Ternyata salah seorang temanku mengoyang-goyangkkan kawat jembatan pada ujung jembatan. Aku panik dan kehilangan kendali, dan lalu menabrak sisi jembatan kayu tersebut. Aku hampir jatuh ke sungai, namun untungnya sepedaku secara tak sengaja tersangkut di kawat jembatan. Arman segera mendekat dan memberiku bantuan untuk membawakan sepedaku ke ujung jembatan.
Aku melanjutkan menyeberangi jembatan dengan berjalan. Temanku yang menggoyangkan kawat jembatabn minta maaf padaku dan aku memaafkannya. Dia bilang itu hanya main-main saja, tapi menurutku itu tadi keterlaluan.
Semenjak hari itu, aku belum mengunjungi rumah Arman lagi dengan bersepeda. Meskipun dia bilang kalau jembatannya telah dibangun lagi dan sangat stabil tapi aku masih takut
Berkunjung ke rumah teman bisa menjadi sebuah pengalaman yang menyenangkan dan seru, namun hal ini tak terjadi padaku. Sebaliknya, hal ini menjadi salah satu pengalaman terburuk yang pernah aku alami sepanjang hidupku.
Pengalaman menakutkan ini terjadi saat aku berada di SMP. Hari itu, aku dan keempat teman sekelasku memutuskan untuk berkunjung ke rumah salah satu teman kami Arman, sepulang sekolah. Kebetulan, sekolah pulang lebih awal karena guru-guru akan mengadakan rapat. Jadi, aku, keempat temanku, dan Arman berangkat ke rumahnya sekitar jam 09.00 pagi. Kami pergi ke rumah Araman yang terletak di Ngares, Trenggalek dengan naik sepeda.
Perjalanannya lumayan panjang untuk naik sepeda. Rumahnya sekitar sejauh 5 KM dari sekolah kami yang berlokasi di pusat kota. Butuh waktu sekitar satu jam untuk sampai ke sana. Meskipun ini begitu melelahkan, aku dan semua teman-temanku begitu senang karena kami bercanda di sepanjang jalan.
Akhirnya, kami hampir sampai. Hanya tinggal jembatan kayu yang perlu kami lewati untuk mencapai rumah Arman. Satu per satu teman-temanku menyeberangi jembatan tanpa kesulitan berarti. Terlihat begitu mudah. Lalu, tiba giliranku dan Arman menunggu berada dibelakangku, jadi yang terakhir.
Aku menyeberangi jembatan perlahan tapi saat aku menyeberangi sepertiga jembatan, aku baru menyadari suatu keganjilan. Jembatannya bergoyang-goyang. Ternyata salah seorang temanku mengoyang-goyangkkan kawat jembatan pada ujung jembatan. Aku panik dan kehilangan kendali, dan lalu menabrak sisi jembatan kayu tersebut. Aku hampir jatuh ke sungai, namun untungnya sepedaku secara tak sengaja tersangkut di kawat jembatan. Arman segera mendekat dan memberiku bantuan untuk membawakan sepedaku ke ujung jembatan.
Aku melanjutkan menyeberangi jembatan dengan berjalan. Temanku yang menggoyangkan kawat jembatabn minta maaf padaku dan aku memaafkannya. Dia bilang itu hanya main-main saja, tapi menurutku itu tadi keterlaluan.
Semenjak hari itu, aku belum mengunjungi rumah Arman lagi dengan bersepeda. Meskipun dia bilang kalau jembatannya telah dibangun lagi dan sangat stabil tapi aku masih takut
Komentar
Posting Komentar